Lagi, Kemenag Gelar Riset Komunitas Suku Anak Dalam Jambi

By Abdi Satria


nusakini.com-Bungo-Puslitbang Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag kembali menggelar riset aksi mahasiswa di daerah tertinggal, terluar dan terdalam (3T). Untuk tahun ini, kegiatan riset aksi ini dimulai di Jambi dengan mengirim satu tim mahasiswa berjumlah sepuluh orang ke komunitas Suku Anak Dalam di Muara Bungo Jambi. 

Kegiatan ini merupakan kerjasama Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dengan Universitas Islam Sultan Thaha Saefudin Jambi. Pelepasan riset aksi ini dibarengkan dengan momentum pelepasan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa se Pulau Sumatera yang diselenggarakan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Sumatera, Sabtu (06/07). Hadir, Bupati Bungo, Mashuri. 

Dalam momen ini dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Litbang Kemenag dengan Universitas Islam Sultan Thaha Saefudin Jambi. Mewakili Kemenag, Kepala Bidang Litbang Pendidikan Keagamaan Muhamad Murtadlo. Dari pihak UIN Jambi, MoU ditantadangani langsung oleh Rektor Universitas Islam Sultan Thaha Saefudin Jambi. 

Bupati Bungo Mashuri menyampaikan selamat datang kepada para peserta KKN. Pihaknya mengatakan rasa bangganya karena Kabupaten Bungo menjadi lokasi KKN bersama PTKIN se Pulau Sumatera dan menjadi lokasi riset Aksi kerjasama UIN Sultan Thaha Saefudin Jambi dengan Kementerian Agama. Ia berharap program ini dapat berjalan seauai harapan. Dia juga mengaku bangga karena Jambi dijadikan lokasi KKN-Tematik Serumpun Melayu se-Sumatera, Malaysia, dan Brunei Darussalam. 

"Karena KKN ini merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengabdian masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat dan desa menjadi pelopor agent of change atau agen perubahan kemajuan desa dan masyarakatnya,” kata Mashuri di Kantor Bupati Bungo Provinsi Jambi. 

Kegiatan Riset Aksi Mahasiswa ini dilaksanakan di bawah koordinasi peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. “Para mahasiswa bertindak sebagai kolaborator. Yakni, melakukan analisis mikro terhadap berbagai permasalahan terkait pendidikan agama dan keagamaan pada masyarakat sasaran, yakni komunitas Suku Anak Dalam, sedangkan peneliti pusat akan melakukan analisis makro dari kesimpulan - kesimpulan yang didapatkan para mahasiswa di lapangan,” jelas Muhamad Murtadlo. 

Riset Aksi Mahasiswa UIN Jambi ini ditempatkan komunitas Suku Anak Dalam (SAD) yang berlokasi di dusun Klukup Pasir Putih, Desa Dwi Karya Bhakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo. Komunitas ini dipilih karena pada lokasi itu terdapat dua kelompok Suku Anak Dalam, yaitu Suku Anak Dalam yang menetap dan Kelompok Suku Anak Dalam yang masih pulang pergi ke hutan (kelompok Badai). 

Riset akan dilaksanakan selama satu bulan. Adanya dua variasi sasaran, diharapkan riset aksi ini mendapatkan gambaran yang lebih utuh dalam merumuskan treatmen yang tepat bagi Suku Anak Dalam.  

Suku Anak Dalam yang dikenal dengan Suku Kubu atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Riset Aksi ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta Kementerian Agama melalui Perguruan Tinggi Keagamaan dalam pembangunan di Wilayah 3T, selain itu untuk penguatan Pendidikan Agama dan Keagamaan di 3T. 

Pelepasan riset Aksi Mahasiswa di Jambi ini sekaligus mengawali rangkaian pengiriman riset aksi mahasiswa di lima lokasi 3T yang lain, yaitu Suku Dayak di Kalimantan Barat (kerjasama dengan IAIN Pontianak), Suku Bajo (Kerjasama dengan IAIN Kendari), Pulau Seram (Kerjasama dengan IAIN Ambon), Palu (Kerjasama dengan IAIN Palu), Pulau Rote (Kerjasama dengan STAIS Kupang). 

"Khusus Maluku dan Kupang, Riset Aksi Mahasiswa akan melibatkan mahasiswa lintas agama,” tambah Murtadlo. 

"Hal itu dikaitkan dengan pesan menteri agama yang ingin Kementerian Agama mendorong tumbuhnya kebersamaan umat beragama dalam pembangunan nasional," tutupnya. (p/ab)